Sumselmerdeka.com-Palmebang, Palembang saat ini mengalami penurunan Kasus Covid-19, terbukti dengan menurunnya angka kasus positif Covid-19, tingkat BOR 9 persen dan ditetapkan sebagai zona kuning.
Kondisi ini membuat Dibukanya kembali mal, pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas, peningkatan kapasitas kantor dan lainnya mulai dilonggarkan dan membuat tingkat kunjungan ke rumah sakit (RS) Meningkat
Diketahui, di awal pandemi kemarin, masyarakat yang memeriksakan diri ke RS banyak merasa khawatir karena takut tertular Covid-19, namun pada saat ini dikarenakan Palembang sudah membaik kunjungan RS kembali meningkat.
Dr Anton Suwindro, Direktur Medik dan Pelayanan Medik RS Siloam mengatakan, peningkatan kunjungan mulai dirasakan sejak dua bulan lalu. Baik mereka yang akan ke poli dokter spesialis, rawat jalan maupun rawat inap.
“Karena info yang beredar sudah positif terjadi penurunan kasus, zona juga mulai turun dari merah ke oranye dan sekarang kuning, artinya sudah mulai ada pergerakan kembali untuk mereka kunjungan,” ujar Anton saat di konfirmasi Via Telepon. Kamis (16/09/2021).
Dikatakanya, saat awal pandemi kemarin, banyak masyarakat yang enggan kerumah sakit karena takut tertular covid-19 dan kebanyakan membeli obat di apotik atau di warung walaupun RS sudah menyiapkan telekonsul.
“Kalau dulu (Awal Pandemi), mereka pakai obat warung atau beli secara online, meski kami juga menyiapkam telekonsul atau datang langsung ke RS Siloam,” ungkapnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwasanya dari dulu RS sudah siap melayani masyarakat, namun di karenakan masyarakat yang masih takut jadi sepi, alhamdulilah sekarang sejak palembang membaik sudah mulai ada peningkatan.
“Sebenarnya dari dulu oke-oke saja kalau masyarakat ingin berobat, melahirkan atau keperluan lainnya, tapi mungkin karena khawatir mereka enggan. Nah, sejak dua bulan terakhir ini, masyarakat sudah berani ke RS dan terlihat dari tingkat hunian kita yang mencapai 70 persen. Sebelumnya hanya 50 persen,” ungkapnya.
Meski tingkat kunjungan dan hunian sudah ramai, pihaknya masih tetap memberlakukan prokes ketat.
“Aturan masih tetap ada, prokes ketat, skrining dan lainnya. Termausk untuk penjaga pasien harus tes antigen dulu dan hanya diperbolehkan satu orang terdekat atau keluarga, kemudian tidak ada jam besuk. Masih berlaku sampai sekarang,”ungkapnya.
Hal itu katanya, untuk menjaga pasien itu sendiri dan tenaga kesehatan yang bertugas.
“Itu positif untuk pasien sendiri dan kami masih khawatir jika jam besuk dibuka ada penularan di RS ataupun bagi nakes kami,” katanya. Saat ini, pasien Covid yang dirawat di tempat itu tinggal 5 orang, salah satu diantaranya di ruang ICU. Kita punya 46 bed, hanya terisi 5,” tukasnya.