Sumselmerdeka.com-Palembang, Capaian vaksinasi di Sumatera Selatan menunjukkan trend positif. Dari data Dinas Kesehatan Sumsel, cakupan vaksinasi dosis 1 sudah 44,38 persen, sedangkam dosis 2 baru 26,53 persen serta dosis 3 khusus tenaga kesehatan 69,28 persen. Jumlah sasaran target vaksinasi 6,3 jutaan.
Namun data Kabupaten/Kota tiga daerah yang mendapat bendera hitam lambang tengkorak, peringkat pertama Empat Lawang, kedua Pali dan terakhir Muratara.
Sementara Tiga daerah ini disebut memiliki capaian terendah dalam program Keroyok Vaksin. Yakni diraih Kota Palembang (1), berikutnya Muba dan Banyuasin.
“Apresiasi ini cara cerdas Kapolda Sumsel mengapresiasi penanganan Keroyok Vaksin, tapi jangan diplesetkan. Itu apresiasi bagi daerah yang sudah melakukan peningkatan jumlah sasaran, pelaksanaannya dan prokes di lapangan. Ity oebilaian dari Mapolda Sumsel,” ujar Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru (11/10/2021).
Ia juga meminta, daerah yang masuk capaian terendah untuk lebih meningkatkan lagi capaian vaksinasinya. Menurutnya, ada kendala di lapangan karena demografi di Empat Lawang yang merupakan daerah pegunungan, Pali dengan rawa-rawanya dan Muratara merupakan daerah baru yang infrastrukturnya perlu pembenahan.
“Ini cara orang tua mengingatkan agar lebih ditingkatkan lagi,” katanya.
Lanjutnya, melalui kegiatan ini diharapkan ada akselerasi vaksinasi. Bahkan, Kapolda Sumsel menargetkan November ini bisa terealisasi 60 persen.
“Mudah-mudahan kita bisa mencapai herd immunity 70 persen di awal 2022, saat ini sudah mendekati 50 persen,” katanya.
Bupati Empat Lawang, Joncik Muhammad memgakui, capaian keroyok vaksin di daerahnya memang paling rendah.
“Tapi, daerah kita yang kena Covid-19 terendah (kasus konfirmasi 380),” ujarnya
Katanya, kendala vaksinasi di Empat Lawang karena faktor geografis pegunungan, banyak mendapat vaksin Moderna kisaran 6 ribuan yang banyak mendapat penolakan dari RS yang menyebabkan distribusi rendah dan salah entry input data.
“Setelah ini saya akan rapatkan, Insya Allah capaian ini akan jauh di atas yang sekarang,” katanya.
Menurutnya, capaian vaksinasi di Empat Lawang yang baru 20,7 persen dosis 1 dan 9,7 persen dosis 2 dari jumlah sasaran 263.670 orang.
“Banyak masyarakat masih menganggap tidak ada Covid-19, karena kita daerah yang terendah jumlah kasusnya. Itu yang buat capaiannya (vaksin) terendah,” ungkapnya.
Ia menambahkan, penolakan vaksin Moderna untuk daerahnya karena dianggap lebih banyak gejala usai divaksin.
“Termasuk saya 3 hari demam usai disuntikkan, di coba ke masyarakat juga banyak yang demam. Saya pulangkan kembali, sudah buat suratnya ke Pemprov. Jadi saat ini kita hanya terima Sinovac,” bebernya.
Dalam mengakselerasi capaian vaksin, pihaknya akan turun ke lapangan.
“Targetnya tidak dipermalukan di depan umum seperti tadi (saat menerima penghargaan sebagai daerah terendah capaian Keroyok Vaksin). Kita juga akan mengejar capaian 70 persen di awal tahun nanti,” tambahnya.
Yusri, Kasi surveilans dan imunisasi Dinkes Sumsel meluruskan pernyataan penolakan vaksin Moderna.
“Bukan menolak istilahnya tapi tidak terserap, sehingga untuk antisipasi penggunaan kekurangan daerah lain kami realokasi ke daerah lain sehingga penyerapannya cepat, seperti ke Muara Enim, Mura, Muratara dan lainnya,” ujarnya.(Iqbal)