Sumselmerdeka.com-Palembang, Akses jalan sepanjang 700 Meter menuju jembatan Musi VI siap dilewati pada akhir 2021, Dari total 700 meter jalan akses itu, 400 meter diantaranya sudah ditimbun dan dipadatkan.
Diketahui, Dari 22 persil sepanjang 300 meter, sudah dibebaskan 5 persil, 17 persil lainnya sedang dilakukan pendekatan dan hampir sebagian besar sepakat untuk dibebaskan.
“Tinggal 2 persil lahan lagi yang perlu pendekatan, karena harga yang telah ditentukan KJPP belum sesuai dengan keinginan mereka. Mudah-mudahan di sisa waktu tahun ini bisa kami lakukan pendekatan kembali,” ujar Budi Dharma, Kepala Dinas PU Bina Marga dan Tata Ruang (PUBM-TR),Selasa (12/10/2021).
Diketahui, dari dua lahan itu salah satunya sudah ditetapkan akan diganti Rp380 juta sesuai KJPP, namun pemilik lahan meminta harga Rp 500 juta. Sementara satu persil lainnya Rp 90 juta.
Lanjutnya, jika tak terjadi kesepakatan, pihaknya akan mencoba melakukan konsinyasi lahan atau menitipkan ganti rugi di pengadilan.
“Seandainya tidak terjadi kesepakatan, kami akan coba konsinyasi, minta penetapan dari Pengadilan Negeri (PN) untuk dilakukan penitipan. Kondisi ini pernah terjadi saat pembangunan Fly Over Jakabaring.
Mudah-mudahan, dengan sisa waktu ini, dua lahan ini akan ada kesepakatan. Sayang kalau semua lahan sudah dibayarkan, resiko dari pemilik lahan tadi untuk memproses pembayaran kembali agak susah karena anggaran sudah ditutup, pekerjaan sudah selesai dan pola dia minta ganti rugi akan susah, jadi kami harapkan ini bisa selesai,” jelasnya.
Ia menilai, dari harga per meter yang diberikan sudah jauh melebihi dari kata memadai. Masih katanya, di APBD Perubahan, telah dianggarkan Rp 8 miliar untuk 400 meter itu akan dilakukan pengaspalan.
“Sisanya 300 meter sampai dengan konstruksi batu saja. Jadi janji di 2021 bisa dilewati. Rinciannya, 400 meter sudah di aspal, 300 meter sudah dibatu,” katanya. Nantinya, jalan itu juga akan ditembuskan ke Jakabaring.
Terkait pasar yang ada di pangkal jembatan, tepatnya di Jl Faqih Usman, lanjutnya, sebagai alternatif akan dipindahkan. Pengaturan terkait itu akan dilakukan pihak kecamatan.
“Sempat akan dipindah ke kanan jembatan, tapi menurut pedagang kurang hoki. Mau tidak mau nanti harus pindah, tugas Pak Camatlah itu. Mungkin nanti ada negosiasi pembayaran, misal dengan cicilan harian, bukan sewa kontrakan. Bisa Rp 10 ribu atau berapalah,” katanya.
