Sumselmerdeka.com-Palembang, Dalam sepekan terakhir ini di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) terjadi peningkatan curah hujan meskipun Sumsel telah memasuki musim kemarau sejak pertengahan Juni 2021 lalu.
Nandang Pangaribowo S.kom selaku Kordinator Bidang Data dan Informasi Stasiun Klimatologi kelas 1 Palembang mengatakan jika meningkatnya curah hujan di wilayah Sumsel terjadi karena aktifnya Medden Julian Oscillation (MJO).
MJO yang aktif mengakibatkan suhu muka laut di wilayah Samudra Hindia yang juga mengakibatkan meningkatnya curah hujan di wilayah Indonesia Bagian Barat.
“Fenomena MJO itulah yang saat ini sedang aktif dan meningkatkan curah Hujan di Sumsel,” kata Nandang saat di temui di kantornya, Kamis (15/7/2021)
Menurut Nandang, kurang tepat jika mengatakan kalau Sumsel saat ini mengalami cuaca Ekstrem. Karena menurut data yang mereka dapat jika saat ini curah Hujan di Sumsel hanya dikisaran 0 sampai 100 Milimeter.
“Cuaca Ekstream di Sumsel mungkin kurang tepat karena kami masih mendata dan terus mengupdate. Untuk itu masyarakat sumsel silakan jika ingin mengetahui informasi seputar cuaca di Sumssl melalui website info BMKG,” terangnya.
Diketahui dari awal pertengahan Juni, Sumsel telah memasuki musim kemarau dengan rata-rata suhu normal 24 sampai 28 Derajat Celcius. Sedangkan untuk suhu Maksimum di Sumsel rata – rata 30 hingga 33 Derajat Celsius.
Namun ada juga yang mengatakan saat ini sedang mengalami Fenomena Aphelion, dimana letak bumi akan sangat jauh dari matahari. Kita tidak bisa melihat fenomena tersebut, tapi kita bisa merasakan dampaknya.
Ini akan berlangsung sampai bulan Agustus. Pada Fenomena Aphelion ini kita akan mengalami cuaca yg dingin melebihi cuaca dingin sebelumnya, Jarak bumi ke matahari perjalanan 5 menit cahaya atau 90.000.000 km. Saat Fenomena aphelion menjadi 152.000.000 km . 66 % lebih jauh. Jadi hawa terasa lebih dingin.